Ketahui lebih banyak dan temukan jawaban Anda atas pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang kami lakukan. Jangan ragu untuk menghubungi kami.

Rangkong Indonesia adalah salah satu unit penelitian dari Yayasan Rekam Nusantara. Kami berangkat dari kepedulian bahwa semua 13 jenis burung enggang di Indonesia harus tetap berada di hutan, menjaga 98 juta hektar hutan hujan tropis yang tersisa.

Keyakinan kami berfokus pada konservasi jenis burung indah ini, habitatnya dan orang-orang yang mendapat banyak manfaat dari keberadaan mereka.

Hilangnya hutan dan perburuan tak terkendali menyebabkan populasi Enggang menurun. Tampilan fisik dan warna balung yang menarik menjadi target utama pemburu.

Sementara itu pada tahun 2013 tercatat sekitar enam ribu Rangkong Gading dewasa diburu untuk diambil paruhnya di Kalimantan Barat. Sedangkan pada 2015 tercatat sekitar 2.343 paruh Rangkong Gading berhasil disita dari pasar ilegal di Indonesia, Tiongkok dan Amerika, yang setelah ditelusuri semua paruh itu berasal dari Indonesia.

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Enggang masih minim. Padahal, enggang adalah petani hutan sejati, yang secara langsung menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Untuk itu, Rangkong Indonesia menginisiasi kegiatan edukasi dan penyadartahuan masyarakat melalui kampanye di tingkat lokal, nasional dan internasional.

Kami mengambil aksi perlindungan dengan melibatkan masyarakat adat, serta ikut terlibat dalam Penyusunan Rencana Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Rangkong Gading bersama para pihak strategis, hingga mendorong Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018.

Semua jenis Enggang di Indonesia termasuk dalam satwa yang dilindungi. Perlindungannya diatur dalam UU No. 5 tahun 1990, PP No. 7 tahun 1999 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018.

Meskipun perlindungannya telah ditetapkan, namun perburuan enggang khususnya Rangkong Gading yang berstatus krisis masih terus terjadi. Ditambah dengan hilangnya hutan sebagai habitat alami semakin menekan populasi enggang di alam bebas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Enggang diartikan sebagai burung besar dengan ciri khas tonjolan menyerupai cula di atas paruhnya. Enggang juga dikenal dengan nama Rangkong, Julang, dan Kangkareng. Sebenarnya, masing-masing jenis tersebut memiliki keunikan morfologi yang dapat dikenali melalui bentuk paruh.

Indonesian name Enggang Rangkong Julang Kangkareng
Genus Buceros, Berenicornis, Anorrhinus Rhinoplax Aceros, Rhyticeros Penelopides, Anthracoceros
Species Names (English and Indonesian Names)

White-crowned hornbill/Enggang Jambul

Great hornbill/Enggang Papan

Rhinoceros hornbill/Enggang Cula

Bushy-crested hornbill/Enggang Klihingan

Helmeted hornbill/ Rangkong Gading

Wrinkled hornbill/Julang Jambul Hitam

Knobbed hornbill/Julang Sulawesi

Sumba hornbill/Julang Sumba

Wreathed hornbill/Julang Emas

Papuan hornbill/Julang Irian

Black hornbill/ Kangkareng Hitam

Oriental pied hornbill/ Kangkareng Perut Putih

Sulawesi hornbill/ Kangkareng Sulawesi

Beak Shape

Cylindrical and elongated

Elongated

Vertical lines on base of upper and/or lower beak

Smaller in size

Beak Color

Generally bright to dark, such as yellow, red and black

Yellow tip and red towards the base underneath casque

Males are generally bright and striking

The knobbed hornbill and wrinkled hornbill are yellow, while Sumba hornbill, wreathed hornbill, and Papuan hornbill are pale white

Most are black, though some are white. Male black hornbill are white while females are white. 
Casque Shape

Rhinoceros hornbills have upward turned cylindrical casques.

Great hornbills’ casques are flattened and curve upward, with branched end.

Large beak shaped like a solid, red protuberance  Relatively low and wrinkled Casque prominent and extends nearly half the bill’s length 
Casque Color

Great hornbill: yellow

Rhinoceros hornbill: orange, brick red

White-crowned hornbill and bushy-crested hornbill: black

 Yellow-dark red Pale white Casques are generally pale white and black
Body and Wing Feather Color

Black

White-crowned hornbill has white chest and abdomen

Bushy-crested hornbill is dark brown

Whitish yellow body, wings mostly black with white on tips of wing feathers  Black Black body; Oriental pied hornbill’s belly and tips of flight feathers white 
Head and Neck Color

White-crowned hornbill white

Male red, female white Male’ head and neck white or brick red Black
Tail Feather Color

White with black band across the middle.

White-crowned hornbill has white tail.

Bushy-crested hornbill tail is grayish brown with wide black band on the tip.

Tail is predominantly white, with black band near the tip.  

White.

Sumba hornbill has black tail.

 

Black hornbill has black tail.

Oriental pied hornbill has white crissum and white outer tail feather.

Body Size

Large

Large Medium-large Small
Distinct Features

Stunning casque shape

White-crowned hornbill has white crown feathers

Two central tail feathers elongated  Gular pouch brightly colored  Small body

Hutan alami menjadi satu-satunya habitat bagi kehidupan Enggang. Dengan segala keunikannya, hutan tropis telah menyediakan sumber pakan yang berlimpah dan tersedia sepanjang tahun. Sementara itu, Enggang membutuhkan pohon berlubang untuk bersarang. Begitu pun sebaliknya, Enggang menjadi agen regenerasi hutan yang ikut melestarikan ekosistem dengan memencarkan biji-bijian.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah spesies Enggang terbanyak di Asia. Persebaran Enggang mencakup wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil dan Papua. Sebenarnya, dengan luas persebarannya, Enggang memiliki potensi ekowisata yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa harus diburu. Misalnya, pengamatan burung Rangkong Gading di alam.

Untuk mengenal lebih tentang 13 jenis enggang di Indonesia, berikut kami rangkum informasinya dalam tabel di bawah ini:

Hornbills of Indonesia 

No. Scientific Name Indonesian Name English Name Distribution Range IU CI
1 Berenicornis comatus (Raffles, 1822) Enggang Jambul White-crowned Hornbill S K  < NT II
2 Anorrhinus galeritus (Temminck, 1831) Enggang Klihingan Bushy-crested Hornbill S K < LC II
3 Penelopides exarhatus (Temminck, 1823) Kangkareng Sulawesi Sulawesi Hornbill C E VU II
4 Aceros corrugatus (Temminck, 1832) Julang Jambul-hitam Wrinkled Hornbill S K < NT II
5 Aceros cassidix (Temminck, 1823) Julang Sulawesi Knobbed Hornbill C E VU II
6 Rhyticeros undulatus (Shaw, 1811) Julang Emas Wreathed Hornbill S K J < LC II
7 Rhyticeros plicatus (J. R. Forster, 1781) Julang Irian Blyth’s Hornbill M P  > LC II
8 Rhyticeros everetti (Rothschild, 1897) Julang Sumba Sumba Hornbill T E VU II
9 Anthracoceros malayanus (Raffles, 1822) Kangkareng Hitam Black Hornbill S K < NT II
10 Anthracoceros albirostris (Shaw, 1807) Kangkareng Perut-putih Oriental Pied Hornbill S K J  < LC II
11 Buceros rhinoceros (Linnaeus, 1758) Enggang Cula Rhinoceros Hornbill S K J  < NT II
12 Buceros bicornis (Linnaeus, 1758) Enggang Papan Great Hornbill < NT I
13 Rhinoplax vigil (J. R. Forster, 1781) Rangkong Gading Helmeted Hornbill S K  < CR I

 

Keterangan: S= Sumatera, K= Kalimantan, J= Jawa, M= Maluku, P= Papua, C= Celebes/Sulawesi, dan T= Nusa Tenggara. Sementara di Wilayah Jelajah atau WJ, “<”= spesies tersebut tercatat di Filipina atau Asia Tenggara, “>”= spesies tercatat di Kepulauan Bismarck, Solomon dan Australia, serta “E”= endemik.

IU= IUCN (International Union for Conservation of Nature), CI= CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

Untuk memberikan donasi, ikuti langkah berikut:

  1. Kunjungi halaman Donasi
  2. Pilih nominal donasi yang akan diberikan dan klik “Donasikan”
  3. Bantu kami untuk menjangkau #SaveEnggang dengan klik ‘Share Di Facebook’ atau ‘Share Di Twitter’

Sebagai bagian dari komitmen dan tanggung jawab kami, maka setiap donasi yang kami terima akan tercatat dan masuk dalam laporan tahunan yang bisa diakses oleh publik.

Tentu. Anda bisa memberikan donasi secara rutin dengan menyetujui pilihan kebijakan yang tersedia di halaman “Donasi”.

Donasi yang Anda berikan akan sangat membantu program kami. Dukungan berkelanjutan akan membantu mewujudkan rencana Rangkong Indonesia dalam memberdayakan masyarakat lokal untuk mengadopsi perubahan perilaku yang berkelanjutan demi menghentikan ancaman perburuan terhadap enggang, khususnya Rangkong Gading, agar burung besar ini tetap bisa terbang bebas di alamnya.

Rangkong Indonesia berupaya mendorong penyebaran pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui pendekatan dan kegiatan kampanye; baik tingkat pelajar dan masyarakat umum. Serta mengajak masyarakat lokal dalam upaya pengelolaan wilayahnya, melakukan survey, patroli dan pemantauan intensif akan keberadaan enggang di habitatnya. Kontribusi Anda akan bermanfaat untuk membantu upaya kami menumbuhkan kesadaran masyarakat dan rasa memiliki demi kelestarian enggang.

Selain donasi, Anda bisa mendukung tujuan kami dalam upaya konservasi enggang dengan membeli produk Rangkong Indonesia. Setiap hasil pembelian akan membantu memastikan bahwa suara khas enggang tetap terdengar di alam.

Jangan lupa sebarkan inspirasi kepada orang terkasih atas upaya Anda dalam mendukung program Rangkong Indonesia melalui kanal media sosial. Karena dengan membagikan cerita, Anda turut berpartisipasi dalam meningkatkan kepedulian masa depan enggang.

Dukungan juga bisa Anda berikan dalam beragam cara dan bentuk. Untuk informasi lebih lanjut tentang pemberian donasi lainnya, bisa menghubungi kami melalui info@rangkong.org

...